Terapi Cairan Parenteral 2

Alumni STIKes Madani Yogyakarta angkatan 2010


TERAPI CAIRAN PARENTERAL






Pengertian: Tindakan yang dilakukan dengan pemberian cairan untuk mengatasi syok dan menggantikan volume cairan yang hilang akibat perdarahan atau dehidrasi.
Tujuan : Untuk menggantikan volume cairan tubuh yang hilang sebelumnya, menggantikan cairan hilang yang sedang berlangsung dan mencukupi kebutuhan cairan sehari.

Penilaian klinis kebutuhan cairan :
  1. Nadi ada dan penuh berarti volume sirkulasi adekuat
  2. Ekstremitas (telapak tangan/kaki) kemerahan/pink dan Capillary Refill Time kembali cepat < 2 detik berati sirkulasi adekuat
  3. Edema perifer dan ronki paru mungkin terjadi hipervolumia
  4. Takikardi saat istirahat, tekanan darah menurun bisa jadi sirkulasi abnormal
  5. Turgor kulit menurun, mukosa mulut kering dan kulit tampak keriput : defisit cairan berat
  6. Produksi urin yang rendah bisa jadi karena hipovolumia

Jalur masuk Cairan :
  1. Enteral : oral atau lewat pipa nasogastric
  2. Parenteral : lewat jalur pembuluh darah vena
  3. Intraoseous : pada pasien balita
Jenis-jenis cairan :
  1. Enteral : oralit (oral rehidration solution), larutan gula garam, larutan air tajin dll.
  2. Parenteral : kristaloid, koloid dan transfusi

Cairan parenteral
Kristaloid :
  1. Kelompok cairan non ionik yang kebanyakan bersifat iso-osmolar
  2. Tidak mengandung partikel onkotik sehingga tidak menetap di intravascular
  3. Cairan ini baik untuk tujuan mengganti kehilangan volume terutama kehilangan cairan interstisial.
  4. Harganya murah, tidak menyebabkan reaksi anafilaksis
  5. Pemberian berlebih akan menyebabkan edema paru dan edema perifer.
  6. Untuk resusitasi digunakan Ringer Laktat (RL), Ringer Asetat (RA) dan NaCl 0,9%

Koloid :
  1. Cairan yang mengandung partikel onkotik yang dapat menyebabkan tekanan onkotik
  2. Sebagian besar menetap di intravaskuler
  3. Koloid yang bersifat plasma ekspander akan menarik cairan ekstravaskuler ke intravaskuler
  4. Dapat menyebabkan reaksi anafilaksis
  5. Harganya mahal
  6. Pemberian berlebih dapat menyebabkan edema paru tetapi tidak akan menyebabkan edema perifer.
  7. Untuk resusitasi digunakan Dekstran, HES, gelatin

Transfusi darah :
  1. Dipertimbangkan pemberiannya bila hemodinamika tidak stabil meskipun cairan sudah cukup banyak dan hemoglobin < 7 g/dl serta pasien masih berdarah kecuali pada penderita jantung, hemoglobin < 10 g/dl harus ditranfusi
  2. Penyediaannya membutuhkan golongan darah donor dan resipien serta cross check darah
  3. Agar aman diperlukan pemeriksaan darah yang lengkap seperti malaria, hepatitis, HIV dan lain-lain
  4. Dapat menyebabkan reaksi tranfusi
  5. Untuk resusitasi biasanya dalam bentuk Whole Blood Concentrate (WBC).
  6. Merupakan pilihan terakhir oleh karena bersifat RED ( Rare Expensive Dangers). Rare = penyediaannya terbatas, Expensive = harganya mahal, Dangers = berbahaya karena bisa menyebabkan reaksi transfusi dan penyebaran penyakit.

Pergantian cairan sesuai  perkiraan jumlah darah yang hilang (Estimate Blood Loss) :
  1. Kristaloid (Ra, NaCl 0,9 %, RA) : 2 – 4 kali EBL
  2. Koloid

Sumber:

0 comments:

Post a Comment

 

Arifuddin, S.Kep Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger