Alumni STIKes Madani Yogyakarta angkatan 2010
TERAPI CAIRAN PARENTERAL
Pengertian: Tindakan yang dilakukan dengan pemberian cairan untuk mengatasi syok dan menggantikan volume cairan yang hilang akibat perdarahan atau dehidrasi.
Tujuan : Untuk menggantikan volume cairan tubuh yang hilang sebelumnya, menggantikan cairan hilang yang sedang berlangsung dan mencukupi kebutuhan cairan sehari.
Penilaian klinis kebutuhan cairan :
- Nadi ada dan penuh berarti volume sirkulasi adekuat
- Ekstremitas (telapak tangan/kaki) kemerahan/pink dan Capillary Refill Time kembali cepat < 2 detik berati sirkulasi adekuat
- Edema perifer dan ronki paru mungkin terjadi hipervolumia
- Takikardi saat istirahat, tekanan darah menurun bisa jadi sirkulasi abnormal
- Turgor kulit menurun, mukosa mulut kering dan kulit tampak keriput : defisit cairan berat
- Produksi urin yang rendah bisa jadi karena hipovolumia
Jalur masuk Cairan :
- Enteral : oral atau lewat pipa nasogastric
- Parenteral : lewat jalur pembuluh darah vena
- Intraoseous : pada pasien balita
Jenis-jenis cairan :
- Enteral : oralit (oral rehidration solution), larutan gula garam, larutan air tajin dll.
- Parenteral : kristaloid, koloid dan transfusi
Cairan parenteral
Kristaloid :
- Kelompok cairan non ionik yang kebanyakan bersifat iso-osmolar
- Tidak mengandung partikel onkotik sehingga tidak menetap di intravascular
- Cairan ini baik untuk tujuan mengganti kehilangan volume terutama kehilangan cairan interstisial.
- Harganya murah, tidak menyebabkan reaksi anafilaksis
- Pemberian berlebih akan menyebabkan edema paru dan edema perifer.
- Untuk resusitasi digunakan Ringer Laktat (RL), Ringer Asetat (RA) dan NaCl 0,9%
Koloid :
- Cairan yang mengandung partikel onkotik yang dapat menyebabkan tekanan onkotik
- Sebagian besar menetap di intravaskuler
- Koloid yang bersifat plasma ekspander akan menarik cairan ekstravaskuler ke intravaskuler
- Dapat menyebabkan reaksi anafilaksis
- Harganya mahal
- Pemberian berlebih dapat menyebabkan edema paru tetapi tidak akan menyebabkan edema perifer.
- Untuk resusitasi digunakan Dekstran, HES, gelatin
Transfusi darah :
- Dipertimbangkan pemberiannya bila hemodinamika tidak stabil meskipun cairan sudah cukup banyak dan hemoglobin < 7 g/dl serta pasien masih berdarah kecuali pada penderita jantung, hemoglobin < 10 g/dl harus ditranfusi
- Penyediaannya membutuhkan golongan darah donor dan resipien serta cross check darah
- Agar aman diperlukan pemeriksaan darah yang lengkap seperti malaria, hepatitis, HIV dan lain-lain
- Dapat menyebabkan reaksi tranfusi
- Untuk resusitasi biasanya dalam bentuk Whole Blood Concentrate (WBC).
- Merupakan pilihan terakhir oleh karena bersifat RED ( Rare Expensive Dangers). Rare = penyediaannya terbatas, Expensive = harganya mahal, Dangers = berbahaya karena bisa menyebabkan reaksi transfusi dan penyebaran penyakit.
Pergantian cairan sesuai perkiraan jumlah darah yang hilang (Estimate Blood Loss) :
- Kristaloid (Ra, NaCl 0,9 %, RA) : 2 – 4 kali EBL
- Koloid
Sumber:
0 comments:
Post a Comment