Laporan Pendahuluan Kebutuhan Dasar Nutrisi dan Metabolisme

By: Arifuddin, S.Kep | Gomezz Mezz
Alumni STIKes Madani Yogyakarta angkatan 2010





   A. DEFINISI
     Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi reaksi dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit. ( Wartonah, 2010 )
      Nutrisi juga dapat di katakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat lain yang terkandung, aksi, dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan penyakit.

  B.  FISIOLOGI NUTRISI DAN METABOLISME
    Tubuh memerlukan bahan bakar untuk menyediakan energi untuk fungsi organ dan pergerakan badan, untuk menyediakan material mentah, untuk fungsi enzim, pertumbuhan, penempatan kembali dan perbaikan sel. Metabolisme mengacu pada semua reaksi biokimia dalm tubuh. Proses metabolic dapat menjadi anabolic (membangun) atau katabolic (merusak). Energy adalah kekuatan untuk bekerja, manusia membutuhkan energy untuk terus menerus berhubungan dengan lingkungannya.
1.   Pemasukan energy
Pemasukan energi merupakan energi yang dihasilkan selama oksidasi makanan. Makanan merupakan sumber utama energi manusia. Besarnya energi yang dihasilkan dengan satuan kalori. 1 kalori juga disebut 1 kalori besar ( K ) atau kkal adalah jumlah panas yang di butuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg air sebesar 1 °c. 1 kkal = 1 K atau sama dengan 1000 kalori. 
2.  Pengeluaran energy
Pengeluaran energi adalah energi yang digunakan oleh tubuh untuk men- support jaringan dan fungsi-fungsi organ tubuh. Cadangan energi tubuh berbentuk senyawa phospat seperti ATP. Kebutuhan energi seseorang ditentukan oleh BMR dan aktivitas fisik. 
3.  Basal metabolisme rate (MBR)
Basal Metabolisme Rate adalah energi yang digunakan tubuh pada saat istirahat yaitu untuk kegiatan fungsi tubuh seperti pergerakan jantung,  perbafasan, peristaltic usus, kegiatan kelenjar-kelenjar tubuh.

Makanan di dalam tubuh mengalami beberapa proses. Mulai dari pencernaan, absorbsi, metabolisme, dan penyimpanan hingga eliminasi.
   a.   Pencernaan
    Pencernaan dimulai dari mulut, tempat makanan di pecah secara mekanik dengan mengunyah. Protein dan lemak dipecahkan secara fisik tetapi tetap tidak berubah secara kimia karena enzim dalam mulut tidak bereaksi dengan nutrisi ini. Makanan yang telah ditelan memasuki esopagus dan bergerak sepanjangnya dan dengan kontraksi otot seperti gelombang (peristaltik). Massa makanan yang berada pada kardiak spinkter, berlokasi pada pembukaan atas lambung, menyebabkan spinkter relaksasi dan memungkunkan makanan masuk lambung. Di dalam lambung, pepsinogen di sekresikan dan diaktifkan oleh asam hidrokolik menjadi pepsin, enzim pemecah protein. Lambung juga mengeluarkan sejumlah kecil lipase dan amilase untuk mencerna lemak dan zat tepung secara berturut-turut. Lambung juga bertindak sebagai penyimpanan dan makanan menetap di dalam perut kira-kira 3 jam, dengan rentang dari 1-7 jam. Makanan meninggalkan lambung pada spinkter pilorik sebagai asam, massa cair yang disebut kimus. Kimus mengalir ke duodenum dan bercampur cepat dengan empedu, getah intestinal, sekresi pangkreas. Peristaltik terjadi terus menerus dalam usus kecil, mencampur sekresi dengan kimus.
   b.   Absorbsi
    Usus kecil merupakan tempat penyerapan utama nutrien. Sepanjang daerah ini terdapat penonjolan seperti jari yang disebut vili, untuk meningkatkan area permukaan absorbsi. Nutrient diabsorbsi oleh difusi pasif dan osmosis, transport aktif, dan pinositosis. 
   c.   Metabolisme
    Nutrien diabsopsi dalam intestinal, termasuk air, yang ditransportasikan melalui system sirkulasi ke jaringan tubuh. Melalui perubahan kimia dari metabolisme, nutrien diubah ke jumlah substansi yang diperlukan oleh tubuh. Dua tipe dasar metabolisme adalah anabolisme dan katabolisme. Anabolisme merupakan produksi dari substansi kimia yang lebih kompleks dengan sintesis nutrient. Katabolisme merupakan pemecahan substansi kimia menjadi substansi yang lebih sederhana.
   d.   Penyimpanan
   Beberapa, tapi tidak semua, nutrient yang diperlukan tubuh disimpan dalam jaringan tubuh. Bentuk pokok tubuh dari energi yang disimpan adalah lemak, yang disimpan sebagai jaringan adiposa. Glikogen disimpan dalam cadangan kecil di hati dan jaringan otot dan protein dan protein disimpan dalam massa otot. Ketika keperluan energi tubuh melebihi persediaan energi dari nutrient yang dimakan, maka energi yang disimpan digunakan. Sebaliknya energi yang tidak digunakan harus disimpan terutama lemak.

  C.  KEBUTUHAN NUTRISI DAN METABOLISME
    Berikut ini adalah nilai kecukupan energi dan kecukupan protein seseorang perhari rata-rata ketika dalam aktivitas sedang. Jika sering melakukan aktivitas berat seperti olahraga berat, kuli bangunan, menggarap sawah, pekerja lapangan, dan lain sebagainya perlu ditambahkan asupan energi dan protein yang cukup.
      1.   Neonatus
-          KecukupanEnergi : 550 kkal
-          Kecukupan Protein : 10 gram
      2.  Bayi
-          Kecukupan Energi : 650 kkal
        -          Kecukupan Protein : 16 gram 
3.  Toddler
-          Kecukupan Energi : 650 kkal
-          Kecukupan Protein : 16 gram
4.  Prasekolah
-          Kecukupan Energi : 1800 kkal
-          Kecukupan Protein : 45 gram
5.  Usia anak sekolah
Jenis Kelamin Laki-Laki / Pria :
-          Kecukupan Energi : 2050 kkal
-          Kecukupan Protein : 50 gram
Jenis Kelamin Perempuan / Wanita :
-          Kecukupan Energi : 2050 kkal
-          Kecukupan Protein : 50 gram
6.  Remaja
Jenis Kelamin Laki-Laki / Pria :
-           Kecukupan Energi : 2600 kkal
-          Kecukupan Protein : 65 gram
Jenis Kelamin Perempuan / Wanita :
-          Kecukupan Energi : 2200 kkal
-          Kecukupan Protein : 55 gram
7.  Dewasa
Jenis Kelamin Laki-Laki / Pria :
-          Kecukupan Energi : 2550 kkal
-          Kecukupan Protein : 60 gram
Jenis Kelamin Perempuan / Wanita :
-          Kecukupan Energi : 1900 kkal
-          Kecukupan Protein : 50 gram
8.  Lansia
Jenis Kelamin Laki-Laki / Pria :
-          Kecukupan Energi : 2250 kkal
-          Kecukupan Protein : 60 gram
Jenis Kelamin Perempuan / Wanita :
-          Kecukupan Energi : 1750 kkal
-          Kecukupan Protein : 50 gram

  D.  FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN NUTRISI
1.   Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat mempengaruhi pola konsusmsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami kebutuhan gizi.
2.  Usia
Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basa bertambah dengan cepat hal ini sehubungan dengan factor pertumbuhan dan perkembangan yang cepat pada usia tersebut. Setelah usia 20 tahun energy basal relative konstan.
3.  Jenis kelamin
Kebutuhan metabolisme basal pada laki-laki lebih besar di bandingkan dengan wanita pada laki-laki kebutuhan BMR 1,0 kkal/kg BB/jam dan pada wanita 0,9 kkal/kgBB/jam.
4.  Tinggi dan berat bada
Tinggi dan berat badan berpaengaruh terhadap luas permukaan tubuh, semakin luas permukaan tubuh maka semakin besar pengeluaran panas sehingga kebutuhan metabolisme basal tubuh juga menjadi lebih besar.
5.  Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit. Oleh karena itu, masyarakat dengan kondisi perekonomian tinggi biasanya mampu mencukupi kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah.
6.  Status kesehatan
Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat . Anoreksia (kurang nafsu makan) biasanya gejala penyakit atau karena  efek samping obat.
7.  Faktor Psikologis serti stress dan ketegangan
Motivasi individu untuk makan makanan yang seimbang dan persepsi individu tentang diet merupakan pengaruh yang kuat. Makanan mempunyai nilai simbolik yang kuat bagi banyak orang (mis. Susu menyimbolkan kelemahan dan daging menyimbulkan kekuatan).
8.  Alkohol dan Obat
Penggunaan alcohol dan obat yang berlebihan memberi kontribusi pada defisiensi nutrisi karena uang mungkin dibelajakan untuk alcohol daripada makanan. Alcohol yang berlebihan juga mempengaruhi organ gastrointestinal. Obat-obatan yang menekan nafsu makan dapat menurunkan asupan zat gizi esensial. Obat-obatan juga menghabiskan zat gizi yang tersimpan dan mengurangi absorpsi zat gizi di dalam intestine.

  E.  MASALAH-MASALAH GANGUAN NUTRISI
    Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekeurangan dan kelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi, Diabetes Melitus, Hipertensi, Jantung Koroner, Kanker, Anoreksia Nervosa.
   1.   Kekurangan nutrisi
    Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat ketidakmampuan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.
Tanda klinis :
• Berat badan 10-20% dibawah normal
• Tinggi badan dibawah ideal
• Lingkar kulit triseps lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar
• Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
• Adanya penurunan albumin serum
• Adanya penurunan transferin
Kemungkinan penyebab:
• Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori        akibat penyakit infeksi atau kanker.
• Disfagia karena adanya kelainan persarafan
• Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi laktosa
• Nafsu makan menurun 
   2.  Kelebihan nutrisi
   Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme secara berlebihan.
Tanda klinis :
• Berat badan lebih dari 10% berat ideal
• Obesitas (lebih dari 20 % berat ideal)
• Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita
• Adanya jumlah asupan berlebihan aktivitas menurun atau monoton.
Kemungkinan penyebab :
• Perubahan pola makan
• Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman. 
   3.  Obesitas
   ObesitasObesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.
   4.  Malnutrisi
    Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada kulit, membrane mukosa, konjungtiva dan lain- lain.
   5.  Diabetes mellitus
    Diabetes Melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan adanya gangguan metabolism karbohidrat akibat kekurangan insulin atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan. 
   6.  Hipertensi
   Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas, serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan. 
   7.  Penyakit jantung koroner
    Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang sering disebabkan oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini, penyakit jantung koroner sering dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat, obesitas dan lain-lain.
  8.  Kanker
   Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh pengonsumsian lemak secara berlebihan.

  F.  DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.   Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient/intake nutrisi yang tidak adekuat.
NOC :
  •  Nutritional Status : food and Fluid Intake
  •  Nutritional Status : nutrient Intake
   Kriteria Hasil:
Ø  Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
Ø  Beratbadan ideal sesuai dengan tinggi badan
Ø  Mampumengidentifikasi kebutuhan nutrisi
Ø  Tidk ada tanda tanda malnutrisi
Ø  Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan
Ø  Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
NIC :
  •  Nutrition Management
Ø  Kaji adanya alergi makanan
Ø  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
Ø  Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi
Ø  Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi)
Ø  Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
Ø  Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
Ø  Berikan pendidikan kesehatan tentang cara diet, kebutuhan kalori dan tindakan keperawatan yang berhubungan dengan nutrisi jika pasien menggunakan NGT.
  •  Nutrition Monitoring
Ø  BB pasien dalam batas normal
Ø  Monitor mual dan muntah
Ø  Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht
Ø  Monitor makanan kesukaan
Ø  Monitor pertumbuhan dan perkembangan
Ø  Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva

2.  Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelebihan intake/gaya hidup/konsumsi terlalu tinggi kalori.
Tujuan:
Ø  Peningkatan aktivitas dengan penurunan BB
Ø  Teridentifikasinya kebutuhan nutrisi dan berat badan yang terkontrol
Ø  Terjadi penurunan barat badan
Ø  Menahan diri untuk tidak makan terlalu banyak dalam waktu tertentu

Intervensi:
Ø  Observasi aktivitas klien
Ø  Tentukan factor penyebab peningkatan BB
Ø  Timbang BB klien
Ø  Beri motivasi agar menurunkan BB
Ø  Bantu klien untuk menentukan pola makan tentang apa, kapan, dimana pasien makan
Ø  Berikan informasi yang sesuai tentang kebutuhan nutrisis yang adekuat dan bagaimana dapat memenuhi kebutuhan tersebut
Ø  Anjurkan pemilihan makanan yang sesuai
Ø  Kurangi porsi makanan tambahan, makanan berlemak, makanan yang manis dan alcohol
Ø  Diskusikan dengan ahli gizi, program penurunan BB yang meliputi pengolaan diit dan pengeluaran energy




Referensi
Docterman dan Bullechek. Nursing Invention Classifications (NIC), Edition 4, United States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2004.
Nanda International (2009). Diagnosis Keperawatan: definisi & Klasifikasi. 2009-2011. Penerbit buku kedokteran EGC : Jakarta
Maas, Morhead, Jhonson dan Swanson. Nursing Out Comes (NOC), United States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2004.
Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Edisi 4. Salemba Medika : Jakarta

0 comments:

Post a Comment

 

Arifuddin, S.Kep Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger