Alumni STIKes Madani Yogyakarta angkatan 2010
Jenis Obat Yang Sering Digunakan Di Rumah Sakit
1. Ranitidine
Indikasi :
· Tukak lambung dan usus 12 jari.
· Hipersekresi patologik sehubungan dengan sindrom zollinger-ellison
Kontra indikasi :
· Penderita gangguan fungsi ginjal
· wanita hamil dan menyusui
Efek samping :
· Efek samping ranitidine adalah berupa diare, nyeri otot, pusing, dan timbul ruam kulit, malaise,nausea.
· Konstipasi.
· Penurunan jumlah sel darah putih dan platelet ( pada beberapa penderita ).
· Sedikit peningkatan kadar serum kreatinin ( pada beberapa penderita).
2. Metoklopiramide
Indikasi :
· Untuk meringankan (mengurangi simptom diabetik gastroparesis akut dan yang kambuh kembali).
· Juga digunakan untuk menanggulangi mual, muntah metabolik karena obat sesudah operasi.
· Rasa terbakar yang berhubungan dengan refluks esofagitis.
· Tidak untuk mencegah motion sickness.
Kontra indikasi :
· Penderita gastrointestinal hemorrhage, obstruksi mekanik atau perforasi.
· Penderita pheochromocytoma.
· Penderita yang sensitif terhadap obat ini.
· Penderita epilepsi atau pasien yang menerima obat-obat yang dapat menyebabkan reaksi ekstrapiramidal.
Efek samping :
· Efek SSP: kegelisahan, kantuk, kelelahan dan kelemahan.
· Reaksi ekstrapiramidal: reaksi distonik akut.
· Gangguan endokrin: galaktore, amenore, ginekomastia, impoten sekunder, hiperprolaktinemia.
· Efek pada kardiovaskular: hipotensi, hipertensi supraventrikular, takikardia dan bradikardia.
· Efek pada gastrointestinal: mual dan gangguan perut terutama diare.
· Efek pada hati: hepatotoksisitas.
· Reaksi alergi: gatal-gatal, urtikaria dan bronkospasme khususnya penderita asma.
3. Kalnex
Indikasi :
Fibrosis dan epistaksis lokal, prostatektomi, kolonisasi servik, adema angioneurotik, pendarahan abnormal setelah operasi, pendarahan setelah ekstraksi gigi.
4. Ketorolac
Indikasi :
· Nyeri : nyeri akut, penanganan nyeri setelah oprasi.
· Indikasi untuk sediaan mata : Inflamasi konjungtivitis alergi musiman.
Kontra indikasi :
· Pasien dengan hipersensitivitas urtikaria, angioudema, bronkospasme, rinitis yang parah.
· Pasien yg alergi terhadap golongan salisilat.
· Penderita polip, asma, hipotensi, penanganan kondisi nyeri yang minor atau kronik.
· Pasien dengan penyakit tukak lambung aktif.
Efek samping :
· Sistem Syaraf (23% dari pemberian IV) : Sakit kepala, pusing, cemas, depresi, sulit berkonsentrasi, nervous, kejang , tremor bermimpi, halusinasi, insomnia vertigo, psikosis.
· Gastro Intestin : (12-13% ) Mual, diare, konstipasi, sakit lambung, perasaan kenyang, muntah, kembung, luka lambung, tidak ada nafsu makan, sampai pendarahan lambung & saluran pembuangan.
· Kulit : (2-4% dari pemberian IV) Sakit di daerah tmp. Penyuntikan (IM), kemerahan, hematoma gatal, berkeringat.
· Reaksi sensitifitas : Syok anafilaksis Ginjal, elektrolit & efek genitourinari : Kerusakan fungsi ginjal pada pemberian jangka panjang (2-3%).
· Efek pada hati : Kenaikan konsentrasi SGOT & SGPT dalam serum Efek ke Jantung & saluran darah : (4% dari pemberian IV) hipertensi, hipotensi, pembengkakan.
· Efek pada darah : meningkatkan risiko pendarahan, trombositopenia.
· Efek pada mata & telinga : Gangguan penglihatan & pendengaran Sindrom Stevens-Johnson.
5. Seftriakson
Indikasi :
· Pengobatan infeksi saluran nafas bagian bawah.
· Otitis media bakteri akut.
· Infeksi kulit dan struktur kulit.
· Infeksi tulang dan sendi.
· Infeksi intra abdominal.
· Infeksi saluran urin.
· Penyakit inflamasi pelvic (PID).
· Bakterial septicemia dan meningitis.
Kontra indikasi :
· Hipersensitif terhadap seftriakson, komponen lain dalam sediaan dan sefalosporin lainnya.
· Neonatus Hyperbilirubinemia.
Efek samping :
· GI: Mual, muntah, diare; kolitis, termasuk pseudomembranosa colitis.
· Saluran kemih : ginjal disfungsi; piuria; disuria; reversibel nefritis interstisial; hematuria; beracun nefropati, kencing gips.
· Darah : Eosinophilia, neutropenia, lymphocytosis, leukositosis, trombositopenia, penurunan fungsi platelet, anemia, aplastic anemia, perdarahan.
· Lain-lain : Hipersensitivitas, termasuk sindrom Stevens-Johnson, eritema multiforme, toksik epidermal necrolysis; Candida berlebih; serum penyakit-seperti reaksi (misalnya, ruam kulit, polyarthritis; arthralgia, demam); radang urat darah, thrombophlebitis dan nyeri di tempat injeksi.
6. Vitamin B12
Indikasi :
· Untuk pengobatan kekurangan vitamin B1, Vitamin B6, dan Vitamin B12 seperti pada polineuritis.
· Anemia pernisiosa, anemia makrositik, anemia saat kehamilan (hanya sebgai suplemen asam folat).
· Membantu mengatur metabolisme, diperlukan untuk membentuk sel darah merah dan membantu merawat sususan syaraf pusat.
Kontra indikasi :
· Penderita yang hipersensitif terhadap komponen obat ini.
Efek samping :
· Pemakaian vitamin B6 dosis besar dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan sindroma neuropati.
· Mengganggu penyerapan tetracycline sehingga mengurangi khasiat dari antibiotik.
7. Dexamethason
Indikasi :
· Alergi dan keadaan peradangan ygmemberikan respon terhadap terapi kortikostoroid
Kontra indikasi :
· Ulkus peptikum, osteoporosis.
· Infeksi akut, vaksin hidup.menyusui.
Efek samping :
· Retensi cairan dan elaktrolit.
· Peningkatan kerentanan terhadap infeksi.
· Pertumbuhan terhambat.
· Pancreatitis akut.
8. Vitamin C
Indikasi :
Sariawan, Dietary and replacement requirements, Tes saturasi status nutrisi, Degenerasi makular, Bahan pengasam urin (efektivitas masih dipertanyakan), Mengkoreksi tyrosinemia pada bayi prematur dengan diet tinggi protein, Terapi idopathic methemoglobinemia, Mencegah dan mengobati flu, Untuk meningkatkan ekskresi besi selama pemberian deferoxamine (bukti terbatas). Beberapa indikasi lain namun belum terbukti dengan studi klinis yang terkontrol baik : hematuria, perdarahan retina, status perdarahan, dental caries, pyorrhea, infeksi gusi, anemia, jerawat, infertilitas, atherosclerosis, depresi mental, peptic ulcer, TBC, disentri, kelainan kolagen, kanker, fraktur, ulcer kaki, toksisitas levodopa, toksisitas succinylcholine, toksisitas arsenik, bahan mukolitik.
Kontra indikasi :
· Vitamin C sebaiknya jangan diberikan pada penderita gagal ginjal dan batu ginjal, sebab akan memacu pembentukan batu ginjal.
· Penderita yang mempunyai kelebihan zat besi. Misalnya pasien hematokromatosis.
Efek samping :
· Memacu pembentukan batu ginjal.
· Pusing, faintness, fatigue, flank pain, sakit kepala.
9. Duradryl
Indikasi :
· Pilek / hidung tersumbat.
Kontra indikasi :
· Penyakit jantung, tekanan darah tinggi, atau gangguan irama jantung.
· Pembuluh darah gangguan atau masalah sirkulasi.
· Glaukoma.
· Diabetes.
· Gangguan tiroid.
· Penyakit ginjal.
· Asma.
· Pembesaran prostat.
· Masalah dengan buang air kecil.
Efek samping :
· Cepat berdebar, atau tidak rata detak jantung.
· Kebingungan, halusinasi, pikiran atau perilaku yang tidak biasa.
· Buang air kecil kurang dari biasanya atau tidak sama sekali.
· Mudah memar atau pendarahan, kelemahan yang tidak biasa, demam, menggigil, nyeri tubuh, gejala flu.
· Peningkatan tekanan darah (sakit kepala parah, penglihatan kabur, kesulitan berkonsentrasi, sakit dada, mati rasa, kejang).
· Mual, sakit perut, demam rendah, kehilangan nafsu makan, urin berwarna gelap, tinja berwarna tanah liat, sakit kuning (menguningnya kulit atau mata).
10. Ventolin
Indikasi :
· Pengobatan dan pencegahan asma bronchial, bronchitis, emfisema yg berhubungan dengan penyumbatan saluran nafas yang bersifat reversible.
· Terapi pemeliharaan rutin pada asma kronis dan bronchitis kronis.
Kontra indikasi :
· Aborsi yang mengancam selama trimester pertama atau kedua masa kehamilan.
· Toksemia(darah keracunan) saat kehamilan, pendarahan sebelum melahirkan, plasenta previ (uri yang melekat pada segmen bawah rahim,sehingga menutupi mulut rahim).
Efek samping :
· Gemetar halus pada rangka, perasaan tegang, vasodilatasi perifer.
· Peningkatan irama jantung, kejang otot sementara,
11. Flyxotide
Indikasi :
· Pencegahan asma berat pada dewasa & remaja > 16 tahun.
· Pengobatan eksaserbasi akut pada asma ringan sampai sedang pada anak & remaja 4-16 tahun.
Kontra indikasi :
· Tidak untuk serangan akut tapi untuk pemberian rutin jangka panjang.
· Memonitor keras terapi jangka panjang pada anak.
· Transfer pasien dari pengobatan steroid sistemik.
· Tuberkulosa pulmonary aktif atau pasif.
Efek samping :
· Kandidiasis mulut.
· Suara serak.
· Bronkospasme paradoxical.
· Reaksi hipersensitif pada kulit.
Sumber:
Sumber 1Sumber 2
Sumber 3
Sumber 4
By: Arifuddin, S.Kep
Alumni STIKes Madani Yogyakarta angkatan 2010
Alumni STIKes Madani Yogyakarta angkatan 2010
Terima kasih telah berkunjung, semoga bermanfaat….
3 comments:
kurang banyak
Bermanfaat sekali..bisa ditambah lagi infonya tentang farmakologi
thanks ud membantu saya dlm dunia kesehatan khususnya farmakologi
Post a Comment