Alumni STIKes Madani Yogyakarta angkatan 2010
Laporan Pendahuluan Kebutuhan Dasar Eliminasi Urin
A. DEFENISI
Eliminasi merupakan proses pembuangan sisa-sisa metabolisme tubuh baik yan berupa urin maupun fekal.
Eliminasi urin normalnya adalah pengeluaran cairan sebagai hasil filtrasi dari plasma darah di glomerolus. Dari 180 liter darah yang masuk ke ginjal untuk di filterisasi, hanya 1-2 liter saja yang dapat berupa urin sebagian besar hasil filterisasi akan di serap kembali di tubulus ginjal untuk di manfaatkan oleh tubuh.
B. FISIOLOGI DAN ANATOMI ELIMINASI URIN
Urin di produksi oleh ginjal sekitar 1 ml/menit, tetapi dapat berfariasi antara 0,5-2ml/menit. Aliran urin masuk ke kandung kemih di kontrol oleh gelombang parasteltik yang terjadi setiap 10-150 detik. Aktifitas saraf parasimpatis meningkatkan frekwensi peristaltic dan stimulasi simpatis menurunkan frekwensi. Organ-organ tubuh yang barperan dalam proses eliminasi urin yaitu :
Ginjal
Pada orang dewasa panjangnya kira-kira 12 cm dan lebarnya 5-7,5 cm dan tebalnya 2,5 cm dan beratnya sekitar 150 gram. Organ ginjal berbentuk kurva yang terletak di area retroporitonial pada bagian belakang dinding abdomen di samping depan vertebra, setinggi torakal 12 sampai lumbal ke 3. Ginjal di sokong oleh jaringan adiposa dan jaringan penyokong yang di sebut fasia gerota serta di bungkus oleh kapsul ginjal yang berguna untuk mempertahankan ginjal, pembuluh darah dan kelenjar adrenal terhadap adanya trauma. Ginjal terdiri atas tiga area yaitu korteks, medulla dan pelvis.
Nefron merupakan unit structural dan fungsional ginjal. Satu ginjal mengandung 1 sampai 4 juta nefron yang merupakan unit pembentukan urin. Proses filtrasi, absorbsi dan sekresi di lakukan oleh nefron. Filtrasi terjadi di glomerulus yang merupakan gulungan kapiler di kelilingi oleh kapiler dan di kelilingi oleh kapsul epitel berbanding ganda yang di sebut kapsul bowman. Filtrasi gromerular adalah perpindahan cairan dan zat terlarut dari kapiler gromerular. Glomerular Filtrasi Rate (GFR) adalah jumlah filtrate yang terbentuk per menit dari semua nefron pada kedua ginjal. GFR merupakan indikasi jumlah filtrasi yang terjadi. Rata-rata jumlah GFR normal pada orang dewasa adalah 125ml/menit atau 180 liter/24 jam.
Fungsi utama ginjal
1. Mengeluarkan sisa nitrogen, toksin, ion, dan obat-obatan.
2. Mengatur jumlah dan zat-zat kimia dalam tubuh.
3. Mempertahankan keseimbangan antara air dan garam-garam serta asam dan basa.
4. Menghasilkan rennin, enzim untuk membantu pengaturan tekanan darah.
5. Menghasilkan hormon eritropoitin yang menstimulasi pembentukan sel-sel darah merah di sum-sum tulang.
6. Membantu dalam pembentukan vitamin D.
Ureter
Setelah urin terbentuk kemudian akan di alirkan ke pelvis ginjal lalu ke bladder melalui ureter. Panjang ureter pada orang dewasa antara 26 sampai dengan 30 cm dengan diameter 4 sampai 6 mm. setelah meninggalkan ginjal ureter berjalan ke bawah di belakang peritoneum ke dinding bagian belakang kandung kemih. Lapisan tengah ureter terdiri atas otot-otot yang distimulasi oleh transmisi impuls elektrik berasal dari saraf otonom. Akibat gerakan peristaltik ueter maka urin di dorong ke kandung kemih.
Kandung kemih
Kandung kemih merupakan tempat penampungan urin. Terletak di dasar panggul pada daerah retroperitoneal dan terdiri atas otot-otot yang dapat mengecil. Kandungan kemih terdiri atas dua bagian yaitu bagian fundus atau body yang merupakan otot lingkar, tersusun dari otot detrusor dan bagian leher yang berhubungan langsung dengan uretra. Pada leher kandung kemih terdapat spinter interna. Spinter ini di control oleh system saraf otonom. Kandung kemih dapat menampung 300 sampai 400 ml urin.
Uretra
Merupakan saluran pembuangan urin yang langsung keluar dari tubuh. Kontrol pengeluaran urin terjadi karena adanya spinter kedua yaitu spinter eksterna yang dapat di control oleh kesadaran kita. Poanjang uretra wanita lebih pendek yaitu 3,7 cm sedangkan pada pria 20 cm sehingga pada wanita lebih beresiko terjadinya infeksi saluran kemih. Bagian paling luar dari urtra di sebut meatus urinary. Pada wanita meatus urinari terletak antara labio minora, di bawah clitoris dan di atas vagina.
C. KARAKTERISTIK DAN KOMPOSISI URINE
Karakteristik urin
Urin normal mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1. Volume. Pada orang dewasa rata-rata urin yang di keluarkan setiap berkemih berkisar 250-400 ml, tergantung dari intake dan kehilangan cairan. Jika pengeluaran urin kurang dari 30 ml/jam, kemungkinan terjadi tidak adekuatnya fungsi ginjal.
2. Warna. Urin normal warnanya kekuning-kuningan jernih warna inii terjadi akibat adanya urobilin. Warna lain separti kuning gelap ataw kuning gelap atau warna coklat dapat terjadi pada dehidrasi. Obat-obatan juga dapat mengubah warna urin separti warna merah atau oranye gelap.
3. Bau bervariasi tergantung komposisi. Bau urin aromataik yang menyengat atau memusingkan timbul karena mengandung ammonia.
4. pH sedikit asam antara 4,5 – 8 atau rata-rata 6,0. Namun demikian pH di pengaruhi oleh intake makanan. Misalnya urin vegetarian menjadi sedikit basa.
5. Berat Janis 1.003-1.030.
6. Komposisi air 93-97%.
7. Osmolaritas (konsentrasi osmotic) 855-1.335.
8. Bakteri tidak ada.
Komposisi urin
Lebih dari 99% dari 180 liter filtrate di filtrasi oleh glomerolus dan kemudian direabsorsi kembali dalam darah.urin mempunyai komposisi di antaranya :
1. Zat buangan nitrogen separti urea yang merupakan hasil daeminasi asam amino oleh hati dan ginjal.
2. Hasil nutrient dan metabolisme separti karbohidrat, keton, lemak dan asam amino.
3. Ion-ion seperti natrium, klorida, kalium, kalsium dan magnesium.
D. PERUBAHAN POLA BERKEMIH
1. Frekwensi: meningkatnya frekwensi berkemih tanpaa intake ciaran yang meningkat, biasanya terjadi pada sistitis, stress dan wanita hamil.
2. Urgensi: perasaan ingin segera berkemih dan biasanya terjadi pada anak-anak karena kemampuan sfingter untuk mengontrol kurang.
3. Disuria: rasa sakit dan kesulitan untuk berkemih. Baiasanya terjadi pada infeksi saluran kemih, trauma dan striktur uretra.
4. Poliura (Diuresis): produksi urin melibihi normal tanpa peningkatan intake cairan misalnya terjadi pada pasien diabetes mellitus.
5. Urinary suppression: keadaan di mana ginjal tidak memproduksi urin secara tiba-tiba. Anuria (urin kurang dari 100 ml/24 jam) dan oliguria (urin berkisar 100-500 ml/24 jam).
E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ELIMINASI URIN
1. Pertumbuhan dan perkembangan. Usia dan berat badan dapat mempengaruhi jumlah pengeluaran urin. Pada usia lanjut, volume kandung kemih berkurang.
2. Sosiokultural. Budaya mssyarakat di mana sebagian masyarakat hanya dapat miksi pada tempat tertutup, dan sebaliknya ada masyarakat yang dapat miksi pada lokasi terbuka.
3. Psikologis. Pada keadaan cemas dan stress akan meningkatkan stimulasi berkamih.
4. Kebiasaan seseorang. Misalnya seseorang hanya bisa berkemih hanya di toilet, sehingga ia tidak dapat berkemih dengan pot urin.
5. Tonus otot. Eliminasi urin membutuhkan tonus otot kandung kemih, otot abdomen dan pelvis untuk berkontraksi. Jika ada gangguan tonus, otot dorongan untuk berkemih juga akan berkurang.
6. Intake cairan dan makanan. Alcohol menghambat antideuretic hormone (ADH) untuk meningkatkan pembuangan urin. Kopi, the, coklat dan kola yang mengandung kafein dapat meningkatkan pembuangan dan ekskresi urin.
7. Kondisi penyakit. Pada pasien yang demam akan terjadi penurunan produksi urin karena banyak cairan yang di keluarkan melalui kulit.
8. Pembedahan. Penggunaan anestesi menurunkan filtrasi glomerolus sehingga produksi urin akan menurun.
9. Pengobatan. Penggunaan deuretik meningkatkan output urine; antikolinergik dan antihipertensi menimbulkan retensi urine.
10. Pemeriksaan diagnostik. Sitoskopi dapat menimbulkan edema lokal pada uretra dan spasme pada sfingter kandung kemih sehingga dapat menimbulkan urin.
F. MASALAH-MASALAH ELIMINASI URIN
1. Retensi urin. Merupakan penumpukan urin dalam kandung kemih dan keridakmampuan kandung kemih untuk mengosongkan kandung kemih. Penyebab distensi kandung kemih adalah urin yang terdapat dalam kandung kemih melebihi 400 ml. Normalnya adalah 250-400 ml.
2. Inkontinensia urin. Adalah ketidakmamapuan otot sfingter eksternal sementara atau menetap untuk mengontrol ekskresi urin. Ada dua jenis inkotinensia yaitu: inkotinensia stress dan ikontinensia urgensi.
3. Enuresis. Merupakan ketidaksanggupan menahan kemih yang diakibatkan ketidakmampuan untuk mengendalikan sfingter eksterna. Biasanya terjadi pada anak-anak atau orang jompo.
NOC
Urinary elimination 0503
- Intake dan output cairan seimbang
- Rasa nyeri hilang
- Pasien merasa tenang dan tidak stress
- Frekwensi urin normal
- Bau urin normal
NIC
Urinary elimination management 0590
- Ukur intake dan output cairan
- Bantu mempertahankan normal berkemih
- Berikan obat-obat yang mengurangi nyeri
- Tenangkan pasien dan menghilangkan sesuatu yang bisa menimbulkan stress
- Tingkatkan intake cairan
- Pasang kateter
---------------------------------------------------------------------------------------------------
Referensi
Docterman dan Bullechek. Nursing Invention Classifications (NIC), Edition 4, United States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2004.
Guyton, Arthur C, Fisiologi Manusia dan Mekanisme Panyakit, Edisi 3, Jakarta: EGC, 1997.
Maas, Morhead, Jhonson dan Swanson. Nursing Out Comes (NOC), United States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2004.
Nanda International. Diagnosis Keperawatan: Defenisi dan klassifikasi, Jakarata: EGC, 2009.
Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Edisi 4. Salemba Medika : Jakarta
0 comments:
Post a Comment