Dwi Kamsito


DWI KAMSITO

"Kenalkan name ane Arifuddin. Tapi’ biar akrab ente panggel jak ane Gomezz”.  Kataku seraya mengulurkan tangan ke arahnya. Kemudian dengan gayanya yang khas rada-rada cool dia menjabat tanganku kemudian berkata Kenalkan gak name ane Dwi Kamsito. Panggil jak Dwi
 
(Foto: Dok.Pribadi)
Dwi…… Tahun 2001 kita berkenalan di kamar Al-Furqon pondok pesantren Darussalam Sengkubang. Jelas sekali dalam ingatanku waktu itu kamu menggunakan baju kaos oblong celana kain berwarna hitam yang biasa kamu pakai masuk sekolah formal.

Dari awal perkenalan kita aku sudah tau bahwa kamu itu anaknya pendiam, tidak suka rusuh dan tidak neko-neko seperti aku dan temanmu yang lainnya. Bahkan, semenjak kelulusan kita dari Ponpes kamu tetap saja dengan gayamu yang pendiam dan cool abis.

Banyak hal-hal yang seru, canda, tawa, suka dan duka kita hadapi bersama. Makan, tidur, belajar, mejengin adik kelas, pramuka dan lain sebagainya kita lalui bersama. Bahkan pernah kita dibotak bersama karena melakukan kesalahan semasa mondok. 


 
Ini KITA para panitia PerJuSaMi. (Foto: Dok.Pribadi)


Dulu…… semasa itu kamilah aktor yang selalu terdepan dalam segala kegiatan. Kamu ingat, Dwi? Kamu adalah pengikut yang sangat setia ikut memantau gerak-gerik dan hanya meramaikan saja. Dwi yang aku kenal tidak suka sebagai aktor yang nampak di panggung. Dia hanya menurut mana enak dan ramenya saja.


Teringat lagi ketika aku bilang mau lanjut kuliah di jogja kamu juga sibuk mengantar keberangkatanku, sibuk bertanya kabar sambil webcame-an via Yahoo! Messenger, sibuk bertanya bagaimana asiknya kota Jogja dan sibuk bertanya lokasi foto ini di mana, ini di mana seraya berkata kelak aku akan menyusul ke Jogja untuk jalan-jalan…. 

Ahhh, Jika semua kutuliskan tentang pergaulan kita seama 14 tahun ini mungkin bisa jadi sebuah buku. Buku sejarah pertemanan seperti Laskar Pelangi, Negeri 5 Menara dan sebagainya…..

Hari ini Selasa, 23 Juni 2015/ 6 Ramadhan 1436 H pada pukul 03:54 WIB aku mendapatkan BBM dari Yudi isinya singkat sekali kawan “mez, Dwi meninggal” tulisnya. 

Tau bagaimana perasaanku saat menerima BBM dari Yudi? Ahhh rasanya campur aduk antara rasa tidak percaya dan  rasa percaya. Tidak percaya karena rasanya baru saja kita sempat bercengkrama di rumahmu saat kami menjengukmu terbaring di kamarmu…… Timbul juga rasa percaya karena aku tahu penyakit yang kamu derita itu termasuk penyakit kategori berat kawan…..

Dwi…… Kamu pasti tau siapa orang yang pertama aku hubungi untuk memastikan kebenaran berita ini. Yaaaa….. Tebakanmu benar kawan pastilah aku menghubungi Budiyono teman karib kita. Setelah kutelfon Budi menanyakan posisinya sekarang dia menjawab sedang berada di rumah Perum Dua. Ketika kuberitahu Budi tentang kabar akan kamu Wie, Budi juga kaget dan tidak percaya. Pikirku sangat tepat sekali memberitahu budi agar segera mengecek kebenaran berita ini untuk segera meluncur ke rumahmu. 

Dwi……. Tahu apa balasan bbm Budi? Ahhh rasanya renyuh sekali kawan. Budi bilang berita itu benar adanya. Jenazahmu sudah tiba dirumah sepulang dari RS. 

Dwi……. Maafkan aku tidak ada menjengukmu minggu ini. Dwi…… hanya sebatas inilah kemampuanku dan kawan-kawan untuk membantumu untuk sembuh. Hanya sebatas inilah perjuangan kami menyemangatimu saat dirawat di RS. Hanya sebatas inilah yang kami mampu berikan kepadamu kawan…….

Hari ini, izinkanlah kami para sahabatmu sebagai penyangga badanmu saat menadikan jenazahmu kawan….  Biarkan kami membantu bapak itu menggosok2 badanmu, tanganmu, telingamu, hidungmu, mulutmu dan seluruh anggota badanmu. Karena kami tak ingin melihatmu dalam keadaan kotor dan tidak suci untuk terakhir kalinya…….

Dwi..... Sebentar lagi lebaran. Kamu pasti ingat, kamu selalu berdiam diri sambil memperhatikan pakaian yang layak dan bagus  di sebuah toko pakaian. Kamu layaknya bosku hanya menunjuk baju atau celana yang kamu inginkan. Akulah algojomu yang terdepan menawar harga, yang banyak mulut kepada penjual seakan-akan akulah yang akan memakai baju atau celana itu…. Aku menunggu panggilanmu untuk mengajakku ke toko itu lagi untuk tahun ini. Tapi, kamu sudah pergi untuk selamanya meninggalkan dunia ini...... 

Tidak ada lagi orang yang sibuk sms atau menelfonku mengajak ke pusat perbelanjaan pakaian menjelang lebaran. 

Berkurang satu personil group  TOEFL…. Berkurang satu teman setia ngopi di warkop. Berkurang satu teman yang yang selalu mengikuti tindak-tanduk kami setiap aktivitas….
Kumpul bareng di rumah Aisyah tahun 2013 (Foto: Dok.Pribadi)


Santai bareng di pondok Gravitasi Segedong (Foto: Dok.Pribadi)

Lebaran 2014 kita kumpul-kumpul di rumah Adi. (Foto: Dok.Pribadi)

Hari ini biarlah jari ini menari dia tas keyboard untuk menuliskan gundah gulana yang aku rasakan sekarang…. Ahhhh, rasanya air mata ini tak mapu lagi aku bendung lagi kawan. Biarlah dia mengalir hanya untuk hari ini.  Aku berjanji hanya sedikit tulisan ini saja yang kutulis akan tentangmu. Aku berjanji tidak akan menangis atau bersedih lagi kawan untuk hari-hari selanjutnya. 

Aku sudah ikhlas untuk melepas kepergianmu, DwiKamsito…..


Pontianak, 23 Juni 2015 / 06 Ramadhan 1436 H

Tertanda, sahabatmu:

0 comments:

Post a Comment

 

Arifuddin, S.Kep Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger