Laporan Pendahuluan Kebutuhan Dasar Oksigenasi

By: Arifuddin, S.Kep | Gomezz Mezz
Alumni STIKes Madani Yogyakarta angkatan 2010


     A.    DEFENISI
Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan oksigen (O²). Kebutuhan fisiologis oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, untuk mempertahankan hidupnya, dan untuk aktivitas berbagai organ atau sel. Apabila lebih dari 4 menit orang tidak mendapatkan oksigen maka akan berakibat pada kerusakan otak yang tidak dapat diperbaiki dan biasanya pasien akan meninggal. Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang di gunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai organ atau sel. Dalam keadaan biasa manusia membutuhkan sekitar 300 cc oksigen setiap hari (24 jam) atau sekitar 0,5 cc tiap menit. Respirasi berperan dalam mempertahakan kelangsungan metabolisme sel. Sehingga di perlukan fungsi respirasi yang adekuat. Respirasi juga berarti gabungan aktifitas mekanisme yang berperan dalam proses suplai O² ke seluruh tubuh dan pembuangan CO² (hasil pembakaran sel).

    B.     FISOLOGI OKSIGEN
Peristiwa bernapas terdiri dari 2 bagian:
1.      Menghirup udara (inpirasi)
      Inspirasi adalah terjadinya aliran udara dari sekeliling masuk melalui saluran pernapasan sampai keparu-paru. Proses inspirasi : volume rongga dada naik/lebih besar tekanan rongga dada turun/lebih kecil.
2.      Menghembuskan udara (ekspirasi)
      Tidak banyak menggunakan tenaga, karena ekspirasi adalah suatu gerakan pasif yaitu terjadi relaxasi otot-otot pernapasan. Proses ekspirasi : volume rongga dada turun/lebih kecil, tekanan rongga dada naik/lebih besar.

Proses pemenuhan oksigen di dalam tubuh terdiri dari atas tiga tahapan, yaitu ventilasi, difusi dan transportasi.



1.   Ventilasi
Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli atau dari alveoli ke atmosfer. Proses ini di pengaruhi oleh beberapa factor:
a.       Adanya kosentrasi oksigen di atmosfer. Semakin tingginya suatu tempat, maka tekanan udaranya semakin rendah.
b.      Adanya kondisi jalan nafas yang baik.
c.       Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru untuk mengembang di sebut dengan compliance. Sedangkan recoil adalah kemampuan untuk mengeluarkan CO² atau kontraksinya paru-paru.
2.      Difusi
Difusi gas merupakan pertukaran antara O² dari alveoli ke kapiler paru-paru dan CO² dari kapiler ke alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a.       Luasnya permukaan paru-paru.
b.      Tebal membrane respirasi/permeabilitas yang terdiri atas epitel alveoli dan interstisial. Keduanya dapat mempengaruhi proses difusi apabila terjadi proses penebalan.
c.       Pebedaan tekanan dan konsentrasi O². Hal ini dapat terjadi sebagaimana O² dari alveoli masuk kedalam darah secara berdifusi karena tekanan O² dalam rongga alveoli lebih tinggi dari pada tekanan O² dalam darah vena vulmonalis.
d.      Afinitas gas yaitu kemampuan untuk menembus  dan mengikat HB.
3.      Transportasi
Transfortasi gas merupakan proses pendistribusian O² kapiler ke jaringan tubuh dan CO² jaringan tubuh ke kaviler. Transfortasi gas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a.       curah jantung (kardiak output), frekuensi denyut nadi.
b.      kondisi pembuluh darah, latihan perbandingan sel darah dengan darah secara keseluruhan (hematokrit), serta elitrosit dan kadar Hb.

    C.    KEBUTUHAN OKSIGEN PADA MANUSIA
1.      Volume pasang surut rata-rata adalah 500cc.
2.      Volume cadangan hisap adalah 300cc.
3.      Volume cadangan hembus adalah 1100cc.
4.      Volume sisa rata-rata adalah 1200cc.

     D.    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN             OKSIGEN
1.      Faktor fisiologis
Faktor fisiologis yang mempengaruhi oksigenasi meliputi :
            a.       Penurunan kapasitas membawa oksigen
            b.      Penurunan konsentrasi oksigen oksigen yang diinspirasi
2.      Faktor perkembangan
Saat lahir terjadi perubahan respirasi yang besar yaitu paru-paru yang sebelumnya berisi cairan menjadi berisi udara. Bayi memiliki dada yang kecil dan jalan nafas yang pendek. Bentuk dada bulat pada waktu bayi dan masa kanak-kanak, diameter dari depan ke belakang berkurang dengan proporsi terhadap diameter transversal. Pada orang dewasa thorak diasumsikan berbentuk oval. Pada lanjut usia juga terjadi perubahan pada bentuk thorak dan pola napas. Tahap perkembangan klien dan proses penuaan yang normal mempengaruhi oksigenasi jaringan:
a.       Bayi Prematur.
b.      Bayi dan Todler.
c.       Anak usia sekolah dan remaja.
d.      Dewasa muda dan dewasa pertengahan.
e.       Lansia.
3.      Faktor lingkungan
Ketinggian, panas, dingin dan polusi mempengaruhi oksigenasi. Makin tinggi daratan, makin rendah PaO2, sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup individu. Sebagai akibatnya individu pada daerah ketinggian memiliki laju pernapasan dan jantung yang meningkat, juga kedalaman pernapasan yang meningkat.
Sebagai respon terhadap panas, pembuluh darah perifer akan berdilatasi, sehingga darah akan mengalir ke kulit. Meningkatnya jumlah panas yang hilang dari permukaan tubuh akan mengakibatkan curah jantung meningkat sehingga kebutuhan oksigen juga akan meningkat. Pada lingkungan yang dingin sebaliknya terjadi kontriksi pembuluh darah perifer, akibatnya meningkatkan tekanan darah yang akan menurunkan kegiatan-kegiatan jantung sehingga mengurangi kebutuhan akan oksigen.
4.      Gaya hidup
Aktifitas dan latihan fisik meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan dan denyut jantung, demikian juga suplay oksigen dalam tubuh. Merokok dan pekerjaan tertentu pada tempat yang berdebu dapat menjadi predisposisi penyakitparu.
5.      Status kesehatan
Pada orang yang sehat sistem kardiovaskuler dan pernapasan dapat menyediakan oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi penyakit pada sistem kardiovaskuler kadang berakibat pada terganggunya pengiriman oksigen ke sel-sel tubuh. Selain itu penyakit-penyakit pada sistem pernapasan dapat mempunyai efek sebaliknya terhadap oksigen darah. Salah satu contoh kondisi kardiovaskuler yang mempengaruhi oksigen adalah anemia, karena hemoglobin berfungsi membawa oksigen dan karbondioksida maka anemia dapat mempengaruhi transportasi gas-gas tersebut ke dan dari sel.
6.      Narkotika
Narkotika seperti morfin dan dapat menurunkan laju dan kedalam pernapasan ketika depresi pusat pernapasan dimedula. Oleh karena itu bila memberikan obat-obat narkotik analgetik, perawat harus memantau laju dan kedalaman pernapasan.
7.      Perubahan/gangguan pada fungsi pernapasan
Fungsi pernapasan dapat terganggu oleh kondisi-kondisi yang dapat mempengarhi pernapasan yaitu:
            a.       Pergerakan udara ke dalam atau keluar paru
            b.      Difusi oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan kapiler paru
            c.       Transpor oksigen dan transpor dioksida melalui darah ke dan sel jaringan.
8.      Perubahan pola nafas
Pernapasan yang normal dilakukan tanpa usaha dan pernapasan ini sama jaraknya dan sedikit perbedaan kedalamannya. Bernapas yang sulit disebut dyspnoe (sesak). Kadang-kadang terdapat napas cuping hidung karena usaha inspirasi yang meningkat, denyut jantung meningkat. Orthopneo yaitu ketidakmampuan untuk bernapas kecuali pada posisi duduk dan berdiri seperti pada penderita asma.
9.         Obstruksi jalan nafas
Obstruksi jalan napas lengkap atau sebagaian dapat terjadi di sepanjang saluran pernapasan di sebelah atas atau bawah. Obstruksi jalan napas bagian atas meliputi: hidung, pharing, laring atau trakhea, dapat terjadi karena adanya benda asing seperti makanan, karena lidah yang jatuh kebelakang (otrhopharing) bila individu tidak sadar atau bila sekresi menumpuk disaluran napas. Obstruksi jalan napas di bagian bawah melibatkan oklusi sebagian atau lengkap dari saluran napas ke bronkhus dan paru-paru. Mempertahankan jalan napas yang terbuka merupakan intervensi keperawatan yang kadang-kadang membutuhkan tindakan yang tepat. Onbstruksi sebagian jalan napas ditandai dengan adanya suara mengorok selama inhalasi (inspirasi).

     E.     MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN FUNGSI RESPIRASI
1.      Hypoxia
Merupakan kondisi ketidakcukupan oksigen dalam tubuh, dari gas yang diinspirasi ke jaringan.
Penyebab terjadinya hipoksia :
            a.       gangguan pernapasan
            b.      gangguan peredaran darah
            c.       gangguan sistem metabolism
           d.      gangguan permeabilitas jaringan untuk mengikat oksigen (nekrose).
2.      Hyperventilasi
Jumlah udara dalam paru berlebihan. Sering disebut hyperventilasi elveoli, sebab jumlah udara dalam alveoli melebihi kebutuhan tubuh, yang berarti bahwa CO2 yang dieliminasi lebih dari yang diproduksi → menyebabkan peningkatan rata – rata dan kedalaman pernafasan.
Tanda dan gejala :
a.       pusing
b.      nyeri kepala
c.       henti jantung
d.      koma
e.       ketidakseimbangan elektrolit
3.      Hypoventilasi
Ketidak cukupan ventilasi alveoli (ventilasi tidak mencukupi kebutuhan tubuh), sehingga CO2 dipertahankan dalam aliran darah. Hypoventilasi dapat terjadi sebagai akibat dari kollaps alveoli, obstruksi jalan nafas, atau efek samping dari beberapa obat.
Tanda dan gejala:
a.       napas pendek
b.      nyeri dada
c.       sakit kepala ringan
d.      pusing dan penglihatan kabur
e.       baal
4.      Cheyne Stokes
Bertambah dan berkurangnya ritme respirasi, dari perafasan yang sangat dalam, lambat dan akhirnya diikuti periode apnea, o.k gagal jantung kongestif, PTIK, dan overdosis obat. Terjadi dalam keadaan dalam fisiologis maupun pathologis.
Fisiologis :
a.       orang yang berada ketinggian 12000-15000 kaki
b.      pada anak-anak yang sedang tidur
c.       pada orang yang secara sadar melakukan hyperventilasi
Pathologis :
1)      gagal jantung
2)      pada pasien uraemi ( kadar ureum dalam darah lebih dari 40mg%)
5.      Kussmaul’s ( hyperventilasi )
Peningkatan kecepatan dan kedalaman nafas biasanya lebih dari 20 x per menit. Dijumpai pada asidosisi metabolik, dan gagal ginjal.
6.      Apneustic
Henti nafas , pada gangguan sistem saraf pusat
7.      Biot’s
Nafas dangkal, mungkin dijumpai pada orang sehat dan klien dengan gangguan sistem saraf pusat. Normalnya bernafas hanya membutuhkan sedikit usaha. Kesulitan bernafas disebut dyspnea.

    F.     DIAGNOSA KEPERAWATAN
       1.      Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hyperventilasi.
       2.      Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen.
       3.      Cemas berhubungan dengan perubahan starus kesehatan
  
G.    TUJUAN KRITERIA (NOC) & RENCANA TINDAKAN (NIC)
            1.      Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hyperventilasi.
NOC, Respiratory status – 0403
     -          040301 – Frekwensi pernapasan rentang normal.
     -          040302 - Irama pernapasan teratur.
     -          040303 - Kedalaman inspirasi .
     -          040304 – Ekspansi dada simetris.
     -          040305 – Mudah untuk bernafas.
     -          040314 – Tidak ada dispnea.
     -          040316 – Tidak terdapat nafas pendek.
NIC, Respiratory monitoring – 3350
-       Monitor tingkat, irama kedalaman dan usaha nafas.
-       Catat pergerakan dada,  kesimetrisan.
-       Monitor kebisingan respirasi.
-       Palpasi ekpansi dada.
-       Auskultasi  suara nafas.
-       Membuka jalan napas.
-       Memberi terapi oksigen.
-       Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi.
-       Monitor pernapasan lewat hidung.

            2.      Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen.
            NIC, Activity tolerance – 0005
000501 - Saturasi oksigen pada saaat beraktivitas dalam batas normal.
000502 - nadi dalam batas normal saat beraktivitas.
000503 -  respirasi rate dalam batas normal saat beraktifitas.
000508 - mudah bernafas dalam beraktifitas.
000504 – tekanan siastolik dalam batas normal saat beraktifitas.
000505 – tekanan darah diastolic dalam batas normal saat beraktifitas.
NIC, Activity therapy – 4310
-       Kolaburasi dengan dokter & tenaga pendidik.
-       bantu untuk memfokuskan apa yang harus pasien lakukan.
-       Bantu untuk mengelompok kan dan mandapatkan penghasilan dari kegiatan yang di inginkan.
-       Intruksikan pasien atau keluarga bagaimana menampilkan keinginan aktivitas yang di inginkan.
-       Bantu dengan aktivitas fisik yang biasa di lakukan.

           3.      Cemas berhubungan dengan perubahan starus kesehatan.
NOC, Anxienty control – 1402
        140202 – tanda-tanda cemas hilang.
        140203 - stimulasi lingkungan ketika cemas hilang
        140205 – informasi yang dapat mengurangi cemas
        140216 – tidak ada manifestasi prilaku kecemasan
            NIC, Anxiety reduction – 5820
-       Gunakan pendekatan yang menyenangkan pasien.
-       Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur tindakan.
-       Pahami perspektif pasien terhadap situasi stress keamanan dan mengurangi rasa takut
-       Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan.
-       Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan ketakutan persepsi.
-       Instruksikan pasien menggunakan tehnik relaksasi
-       Berikan obat untuk mengurangi kecemasan.


Referensi
Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Edisi 4. Salemba Medika : Jakarta
Nanda International (2009). Diagnosis Keperawatan: definisi & Klasifikasi. 2009-2011. Penerbit buku kedokteran EGC : Jakarta
Docterman dan Bullechek. Nursing Invention Classifications (NIC), Edition 4, United States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2004.
Maas, Morhead, Jhonson dan Swanson. Nursing Out Comes (NOC), United States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2004.

Trim's atas kunjungannya, semoga sedikit tulisan ini bermanfaat.... 

0 comments:

Post a Comment

 

Arifuddin, S.Kep Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger