Perjuangan Ikut Turun Tangan Pilpres 2014

Monday, July 7, 2014
Asslamualaikum warahmatulahi wabarakaatuh.....

Alhamdulillah masih diberi kesempatan untuk kembali berselancar lewat tulisan blog, setelah berbulan-bulan tidak pernah menyentuh blog ini. Usang. Saking lama gak pernah dikunjungi, pas login ada sarang laba-laba broh! Hehehehehh

Beberapa hari yang lalu di Indonesia sedang gencar-gencarnya kampanye capres/cawapres antara pasangan dengan no urut 1 PRABOWO SUBIANTO/HATTA RAJASA dengan pasangan no urut 2 JOKO WIDODO/JUSUF KALLA.

Iya memang sedikit telat saya membuat tulisan ini karena sekarang sudah memasuki minggu tenang / hari tenang menjelang hari-H 9 Juli 2014. Akan tetapi entah kenapa jiwa dan fikiran ini tidak tenang karena sampai saat ini masih banyak orang-orang yang tidak mengerti akan 'Minggu Tenang / Hari Tenang'. Masih banyak atribut-atribut kampanye yang masih bertempelan di tepi jalan, trotoar, pohon, media tv, internet dan sebagainya. Berikut ini adalah foto saya ambil pada tanggal 6/7/14.

Atribut kampanye pilpres yang masih bertebaran di perempatan Kota Gede Yogyakarta 6/7/14 pukul 14:30 WIB



Atribut kampanye pilpres yang masih bertebaran di perempatan Kota Gede Yogyakarta 6/7/14 pukul 14:30 WIB



Atribut kampanye pilpres yang masih bertebaran di daerah Umbulhardjo Yogyakarta 6/7/14 pukul 14:40 WIB


Atribut kampanye pilpres yang masih bertebaran di daerah Taman Siswa Yogyakarta 6/7/14 pukul 15:00 WIB


Atribut kampanye pilpres yang masih bertebaran di daerah Taman Siswa Yogyakarta 6/7/14 pukul 15:00 WIB


Atribut kampanye pilpres yang masih bertebaran di daerah Banguntapan Yogyakarta 6/7/14 pukul 15:30 WIB


Atribut kampanye pilpres yang masih bertebaran di daerah Banguntapan Yogyakarta 6/7/14 pukul 15:30 WIB


Atribut kampanye pilpres yang masih bertebaran di daerah Banguntapan Yogyakarta 6/7/14 pukul 15:40 WIB


Atribut kampanye pilpres yang masih bertebaran di daerah Banguntapan Yogyakarta 6/7/14 pukul 15:40 WIB


Atribut kampanye pilpres yang masih bertebaran di daerah Banguntapan Yogyakarta 6/7/14 pukul 15:40 WIB
 Dari hasil foto di atas menunjukkan bahwa ada kelengahan dan keterlambatan bagi tim sukses atau Satpol PP untuk bergerak membersihkan atribut-atribut kampanye.


Kemudian beberapa hari yang lalu kita juga dikejutkan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab mengatakan bahwa foto-foto yang beredar di media yang menunjukkan keramaian konser yang diadakan oleh simpatisan, tim sukses Jokowi/JK di stadion Gelora Bung Karno adalah rekayasa photosop. Ahhh, inilah jeleknya pihak yang tidak bertanggungjawab yang memberikan tuduhan palsu. Selanjutnya, sampai detik ini ada juga pihak yang selalu mengungkit-ngungkit masalah kasus HAM oleh Prabowo dsb........

Sudahlah, cukupkan saja saling menghujat. Tidak ada manfaatnya. Toh salahdua di antara mereka akan menjadi pemimpin di negeri ini.

Mengutip perkataan dari bang Ahmad Fuadi (penulis buku Negeri 5 Menara, Ranah 3 Warna, Rantau 1 Muara dan 131 Pintu Cahaya Dari Timur) lewat akun twitternya mengatakan "Apakah gara2 kampanye jd makin banyak org yg saling hujat & cerca. Bahkan spt kecanduan. Rileks. Tujuan kita sama2 Indonesia yg lbh baik".


Dari perkataan beliau dapat ditarik kesimpulan bahwa beliau juga merasakan resah menyaksikan pendukung ke-2 calon pemimpin Indonesia periode 2014-2019 yang saling hujat-menghujat baik lewat dunia maya ataupun nyata.

Selanjutnya bang Ahmad Fuadi juga berkata: "Buka hati buka pikiran. jgn mencerca. Semoga tangan kita dituntunNya tgl 9 Juli. Mungkin bukan yg kita inginkan, tp yg kita perlukan".


Mari kita buka pemikiran kita, sungguh tiada gunanya kita saling menghujat. Yang terpenting sekarang adalah bagaimana caranya agar warga tidak banyak yang golput, tidak ada kecurangan ketika perhitungan suara, tidak ada kata lalai dalam memantau pilpres 2014.......
Gunakan hak politik yang ada pada diri kita. Kita pilih calon pemimpin yang benar-benar sesuai keinginan kita tanpa ada rasa dibawah ancaman, atau politik uang serangan fajar.....


Saya mengutip kata-kata dalam sebuah buku karya bang Pandji Pragiwaksono (komika professional, penulis buku Nasional.Is.Me, Merdeka Dalam Bercanda dan Berani Mengubah) yang berjudul Berani Mengubah, tertulis "Di tangan yang salah, arah Indonesia ini bisa diputarbalikkan".
Selanjutnya bang Pandji juga menuliskan "Ketidakpedulian kita membawa korban. Korbannya adalah diri kita sendiri, rakyat Indonesia". 

Dari kata-kata ini dapat disimpulkan bahwa kita harus bisa menilai para calon pemimpin yang ada sebelum benar-benar menjatuhkan pilihan dan kita harus peduli dengan menekan/meminimalisir angka golput serta ikut serta mengawasi proses jalannya pemilihan presiden/wakil presiden sampai tahap perhitungan suara. pastikan tidak ada kecurangan di dalamnya.

AKSI PERUBAHAN
  1. Mulai ikuti berita politik, jangan hanya satu sumber. Baca dari beberapa dan simpulkan.
  2. Bawa wawasan politikmu ke dalam lingkungan terdekatmu. Diskusikan, dengarkan, simpulkan.
  3. Miliki opini politik. Be opinionated. Memiliki opini adalah awal yang penting untuk kesadaran berpolitik
  4. Gunakan kekuatan politikmu. Ikut sertalah dalam pemilu atas dasar keyakinan, bukan sekedar ikut-ikutan, golput ataupun tidak. Kekuatan politik juga bisa dari menggunakan hak bersuara dan berpendapat. pastikan mereka tahu kalau kita paham.
"Sekarang adalah waktunya Anda menjalankan apa yang sudah Anda baca. Ini bukanlah sesuatu yang mudah, saya tahu". ~Pandji Pragiwaksono~

Ya, benar sekali apa yang telah dituliskan oleh bang Pandji. Selanjutnya saya mulai ikut gerakan 'Turun Tangan' untuk melaksanakan 'Aksi Perubahan' dengan cara menjadi fasilitator teman-teman asrama yang jumlahnya ratusan tidak tahu bagaimana caranya untuk bisa ikut mencoblos pada tanggal 9 Juli. Melalui media sosial saya dan Khoiruzzaman mencari sumber informasi bagaimana caranya agar bisa mendapatkan kertas A5. Setelah mendapatkan informasi alamat KPU Bantul, kami segera BERAKSI mengumpulkan KTP teman-teman. Alhamdulillah ada beberapa rekan kami yang juga mau ikut turun tangan Novita Nabilla dan Sari Novianti untuk menjadi fasilitator.

Beberapa kumpulan KTP milik mahasiswa penghuni asrama SMY yang berdominisil luar Jogja untuk dibawa ke KPU Bantul 29/6/14

Bersama teman saya (Azzam) menuju KPU Bantul untuk mendaftarkan teman-teman yang berdominisil luar Jogja 29/6/14





Suasana di luar ruangan KPU Bantul (29/6/14) beberapa orang terlihat sibuk mengisi formulir pendaftaran guna mendapatkan hak pilih presiden/wakil presiden 9 Juli mendatang.






Suasana di ruang tunggu KPU Bantul (29/6/14)  beberapa orang sabar menunggu giliran antrian untuk mendapatkan kertas A5


Petugas KPU Bantul Mas Arif (kiri) memcarikan contoh lembar kertas suara yang berisi visi misi capres/cawapres dan lembaran contoh pencoblosan suara yang sah dan tidak sah kepada Azzam (kanan) 29/6/14 untuk disosialisasikan dengan khalayak ramai


Tumpukan kardus berisikan kertas suara di KPU Bantul 29/6/14 yang sudah siap didistribusikan ke TPS wilayah Bantul


Tumpukan kertas A5 milik Mahasiwa asrama SMY yang dikeluarkan oleh KPU Bantul (30/6/14) sebagai tiket mencoblos 9 Juli mendatang


Selanjutnya, setelah melewati masa kampanye yang "PANAS" tiba masanya memasuki hari tenang. Dihari tenang ini tetap saja ada yang masih menjelek-jelekkan lawan pasang yang dijagokan. ALANGKAH LUCUNYA OKNUM INI. Langkah seharusnya kita kerjakan adalah KAWAL PEMILU. PANTAU, AMATI prosesnya. Jangan sampai ada yang golput, kecurangan dalam proses perhitungan suara serta serangan fajar yang kerap melanda masyarakat Indonesia.

Lewat akun twitter @turuntangan memberikan arahan langkah-langkah untuk bergabung menjadi relawan dan saya berkesempatan untuk turut bergabung mendaftar menjadi relawan #KawalPemilu

Langkah 1. Daftar menjadi relawan #KawalPilpres


Langkah 2. Membuka email isinya penjelasan HAK dan KEWAJIBAN sebagai relawan #KawalPilpres

Langkah 3. Membuka email isinya penjelasan bersiap mengawal pemilu #KawalPilpres

Langkah 4. Membuka email yang isinya link video yang menjelaskan langkah-langkah yang harus dikerjakan #KawalPilpres


Langkah 5. Membuka email yang isinya ID CARD sebagai relawan #KawalPilpres


Yaaahh, seharusnya inilah contoh yang harus dikerjakan! Meminimalisir angka golput serta mensosialisasikan bagaimana langkah-langkah selanjutnya bagi mereka yang belum terdaftar namanya di Daftar Pemilih Tetap (DPT). Mereka yang namanya belum masuk ke DPT otomatis mereka masuk ke Daftar Pemilih Khusus (DPK). Sekali lagi saya mengajak Anda langkah seharusnya kita kerjakan adalah KAWAL PEMILU. PANTAU, AMATI PROSESNYA. Jangan sampai ada yang golput, kecurangan dalam proses perhitungan suara serta serangan fajar yang kerap melanda masyarakat Indonesia. 

Saya mengerjakan ini karena merasa PEDULI dan harus TURUN TANGAN. Inilah yang seharusnya kita kerjakan, bukan mencercah, menjatuhkan, menjelek-jelekkan capres/cawapres dengan kampanye HITAM dan NEGATIF..........

Wasslamualaikum warahmatulahi wabarakaatuh.....


Salam hangat selalu......
Yogyakarta, 7 Juli 2014

Arifuddin | Gomezz Mezz
 

Arifuddin, S.Kep Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger